Renungan Harian Katolik Kamis 26 Mei 2022

oleh
Renungan Harian Katolik, Renungan Katolik, Renungan Katolik Hari ini, Bacaan Injil Hari ini, Injil Hari ini, Renungan Pagi Katolik, Renungan Harian Katolik Hari ini, Renungan Hari ini Katolik, Bacaan Harian Katolik, Bacaan Liturgi Hari ini, Bacaan Katolik Hari ini, Bacaan Injil Hari ini Katolik, Injil Katolik Hari ini, Bacaan Hari ini Katolik, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 26 Mei 2022

Dengan bantuan Roh Kudus, para murid harus siap untuk menjadi saksi akan kebangkitan Yesus. Karya dan kuasa Roh Kudus itulah yang memampukan dan memberi kekuatan kepada para murid sehingga mereka tidak perlu ragu dalam melangkah.

Pengalaman mereka bersama Yesus telah membuat mereka mengenal pribadi Yesus. Pengenalan itulah yang menjadi kesaksian mereka.

Para murid sudah mengalami hidup dengan Yesus, mendapat banyak hal dari perjumpaan itu dan kini saatnya mereka membagikan pengalaman bersama Yesus itu.

Roh Kudus adalah daya kekuatan Allah yang mengangkat dan mengarahkan hidup kaum beriman. Roh Kudus sendiri tidak kelihatan dan juga jarang dibicarakan.

Yang dikenal adalah pengaruh-Nya, akibat karya-Nya. Karya Roh Kudus itu lazim disebut “rahmat” atau “kasih karunia”. Rahmat atau kasih karunia Allah itu diberikan kepada manusia secara cuma-cuma.

Dengan kasih Allah itu, manusia diajak dan dimampukan untuk mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri. Karena kasih Allah itu juga, manusia makin menyadari ketidakpantasannya sekaligus keberaniannya untuk membuka diri bagi kebaikan dan kekudusan Allah.

“Rahmat” berarti bahwa “kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita dan mengakui bahwa Allah adalah kasih” (bdk. 1 Yoh 4:16).

Kasih Allah itu telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (bdk. Rom 5: 5). Kasih itu disebut “rahmat”, karena merupakan pemberian diri Allah yang bebas dan berdaulat.

Dengan demikian, Roh Kudus disebut “rahmat tak tercipta” karena Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri. Roh Kudus diberikan kepada kita dan menjadikan kita sebagai anak Allah

maka Roh itu adalah sumber rahmat dan pantas disebut “rahmat dasar”. Karena karya Roh, rahmat menjadi kenyataan manusiawi, dialami, diwujudkan, dan dihayati manusia.

Hasil karya Roh, yang disebut “rahmat”, adalah kenyataan hidup manusia. Sejauh mana manusia dapat mengalami rahmat itu?

Rahmat tidak dialami tersendiri, melainkan dalam aneka ragam kegiatan keagamaan yang menunjuk kepada Allah dan Roh-Nya.

Roh Kudus tidak hanya diterima dalam sakramen, tetapi juga diterima dalam ajaran dan pewartaan Gereja mengenai Allah dan segala kegiatan Gereja yang lain.

Semua itu merupakan tanda yang memungkinkan dan membantu manusia menghayati pertemuan dengan Allah menjadi lebih sadar dan lebih hidup.

“Jika penolong yang Aku utus dari Bapa datang, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga bersaksi, karena kamu sejak semula bersama-sama dengan Aku.”

Sebagai orang beriman kita juga harus bersaksi. Secara sederhana dapat kita pahami kata-kata Yesus. Berani berkata tentang siapa itu Yesus dalam hidup kita.

Berani mengajarkan tentang kehadiran Yesus di dunia. Ia datang untuk menyelamatkan kita bukan membinasakan. Ia hadir untuk membawa kabar sukacita bukan menebar kebencian.