Renungan Harian Katolik Selasa 31 Mei 2022

oleh
Renungan Harian Katolik, Renungan Katolik, Renungan Katolik Hari ini, Bacaan Injil Hari ini, Injil Hari ini, Renungan Pagi Katolik, Renungan Harian Katolik Hari ini, Renungan Hari ini Katolik, Bacaan Harian Katolik, Bacaan Liturgi Hari ini, Bacaan Katolik Hari ini, Bacaan Injil Hari ini Katolik, Injil Katolik Hari ini, Bacaan Hari ini Katolik, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Katolik

Konstitusi dogmatis Maria

Gereja secara spesial menempatkan Maria sebagai tokoh besar dalam karya keselamatan Allah bagi dunia. Maria ditempatkan dalam posisi yang sangat penting dalam misteri Kristus dan Gereja.

Maria tidak bisa dipisahkan dari Kristus dan Gereja, sebab Maria baik secara langsung maupun tidak langsung mengambil peran yang penting dalam misteri Kristus dan Gereja.

Konstitusi dogmatis Lumen Gentium diberi judul: Santa Perawan Maria Bunda Allah Dalam Misteri Kristus dan Gereja. Dalam judul ini konsili suci menjelaskan posisi Maria dalam misteri Kristus dan Gereja.

“…Demikianlah Maria Puteri Adam menyetujui sabda ilahi, dan menjadi Bunda Yesus. Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa mana pun ia memeluk kehendak Allah yang menyelamatkan

dan membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba Tuhan kepada pribadi serta karya Putera-Nya, untuk di bawah Dia dan beserta Dia, berkat rahmat Allah yang mahakuasa, mengabdikan diri kepada misteri penebusan.

Maka memang tepatlah pandangan para Bapa suci, bahwa Maria tidak secara pasif belaka digunakan oleh Allah, melainkan bekerja sama dengan penyelamatan umat manusia dengan iman serta kepatuhannya yang bebas…” (LG. Art 55)

Dokumen Lumen Gentium Artikel 55 mengajarkan tentang Maria dan perannya dalam sejarah keselamatan. “…Ada pun Kitab-kitab Perjanjian Lama melukiskan sejarah keselamatan, yang lambat-laun menyiapkan kedatangan Kristus di dunia.

Naskah-naskah kuno itu, sebagaimana dibaca dalam Gereja dan dimengerti dalam terang perwahyuan lebih lanjut yang penuh, langkahdemi langkah makin jelas mengutarakan citra seorang wanita, Bunda Penebus.

Dalam terang itu ia sudah dibayangkan secara profetis dalam janji yang diberikan kepada leluhur pertama yang jatuh berdosa, yang akan diberi nama Imanuel (lih. Yes 7:14; bdk. Mi 5:2-3; Mat 1:22-23). …”

Selanjutnya dalam Dokumen Lumen Gentium Artikel 56 mengungkapkan sikap Maria dalam menerima tawaran dari Allah untuk menjadi Ibunda Penebus dunia.

“…Demikianlah Maria Puteri Adam menyetujui sabda ilahi, dan menjadi Bunda Yesus. Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa mana pun ia memeluk kehendak Allah yang menyelamatkan

dan membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba Tuhan kepada pribadi serta karya Putera-Nya, untuk di bawah Dia dan beserta Dia

berkat rahmat Allah yang mahakuasa, mengabdikan diri kepada misteri penebusan. Maka memang tepatlah pandangan para Bapa suci

bahwa Maria tidak secara pasif belaka digunakan oleh Allah, melainkan bekerja sama dengan penyelamatan umat manusia dengan iman serta kepatuhannya yang bebas…” (LG. Art 56)

Allah membutuhkan kooperasi dari manusia yaitu dari Bunda Maria dalam perannya untuk menjadi Ibunda Penebus dunia.

Allah tidak memaksakan kehendak-Nya namum memberikan manusia kebebasan untuk menjawab dan menyetujui tawaran kasih-Nya untuk menjadi Ibu dari Sabda yang menjadi manusia.

Oleh karena telah dikarunia rahmat Allah, Maria bebas dari noda dosa, dengan demikian ia layak untuk tugas seluhur itu.

Menanggapi panggilan Allah itu, Maria menyetujuinya, dengan penuh kerendahan hati dan taat pada kehendak Allah, menjawab “YA” pada panggilan Allah itu.

Ia tidak menolak kehendak Allah yang terjadi padanya. Ia berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”(lih. Luk 1: 38)